Kuhanya rumput menyapa sang mentari pertanda pagi kediri, 2015 Melewati jalanan setapak di persawahan sembari berpacu dengan mentari yang hanya beberapa menit menebarkan sinar magicnya. Melihat, mengamati dan kadang juga membayangan bagian mana yang dapat kuceritakan lewat jepretan. Adalah hal yang menyenangkan. Meskipun terkadang harus berjibaku, gulung-gulung bersahabat lebih dekat dengan rumput yang
Home
All post
Seulas Kabut
Seulas Kabut
Seulas Kabut bukankah sewajah pedih lembah didekap kabut terlalu tua hari dan matahari di sela lengannya sayap luka di elus udara di damba samsara senja berbeda tak dewasa dan menyambut gita gulita Jakarta - Jogja Juni 2015 by Oska Baca juga puisi-puisi disini
Hujan Biru
Hujan Biru
Hujan Biru Serentetan angin pujaan kilau di langit jelang hujan biru di haru mendesau segenggam harap kamboja Di letakkan rasa di letakkan damai di letakkan rinai Hujan biru penuh larung langkah kata--pun merambah menyemesta puisi by Titi Aoska Jkt8/6/2015 Baca juga puisi "Kemarin reranting" dan "Arah pagi"
Bertemu Ramadhan Kembali
Bertemu Ramadhan Kembali
Ramadhan adalah bulan yang paling aku tunggu-tunggu. bukan tentang takjil ataupun sahur yang menjadi ciri khas ramadhan. namun dibalik itu ada memori-memori yang mampu untuk mengingatkan kembali ke masa lampau. masa dimana aku pernah tumbuh dari sang anak kecil hingga beranjak dewasa. Fase-fase pertumbuhan itulah ramadhan menjadi saksinya. meskipun sangat berbeda antara ramadhan
Kemarin Reranting
Kemarin Reranting
KEMARIN RERANTING Dan dipatah waktu segala jelaga bersapa jingga memenuhi wajah langit bias pada kemas sempurna. Kemarin dan sama kata memaknai tubuhnya meminjam warna, senja dan ranting samsara jiwa yang damai sebisanya anugerahNya puisi by Oska Jkt 3/6/2015 Muhammad Munawir Baca juga puisi lainnya tentang Arah pagi dan Fajar
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)