Sudut Pandang




Kumulai kisah ini saat aku merasakan kesal karena hujan turun sejak pagi hingga malam tak jua berhenti. Sedangkan aku sendiri mempunyai hal yang ingin aku kerjakan diluar sana. Namun kini semuanya terkendala hujan. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengungkapkan kekesalan, namun aku lebih memilih tidur. Jadi ini kutulis saat aku terbangun dari tidurku dan masih kulihat tetes air terus terjun dari langit.

Namun, akupun juga sempat bertanya pada diriku. Kenapa aku harus kesal ? sedangkan hujan memiliki banyak arti bagi semua orang. Mungkin disini aku kesal namun bagi petani yang menginginkan sawahnya dialiri air karena sudah beberapa hari ini selalu panas, justru anugerah dari sang pencipta. Dan aku yakin ia pasti akan bersyukur daripada mengeluh, karena petani membutuhkannya.

Yah, semua itu tergantungg darimana kita memandangnya. Aku biasa menyebutnya sebagai sudut pandang. Sebah obyek bisa saja dikatakan sama, namun saat kita memandangnya dari sudut yang berbeda obyek itupun akan menghasilkan pandangan yang berbeda. memiliki arti serta makna yang berbeda pula.

Semua tergantung darimana kita memandang

Pernahkah kamu naik pesawat terbang ? dahulu saat kecil aku selalu kagum dengan obyek yang terbang diatas langit itu. Bahkan tak jarang aku berteriak  agar pesawat itu mampir ke rumah. Aku tak pernah menyangka kalau pesawat itu ternyata besar. Dan butuh landasan yang panjang dan luas untuk menurunkan pesawat. Saat itu aku memandangnya sebagai sudut pandang anak kecil.

Saat aku menginjakkan kakiku di kabin pesawat. Dan mulai duduk di kursi yang dekat dengan jendela. Aku melihat awan putih di sepanjang perjalanan. Turbulensi bahkan aku pernah melihat sebuah pelangi diatas awan, namun sayangnya saat itu aku tidak terpikir untuk mengabadikan karena rasa kagumku. Dari atas aku tidak dapat melihat seorangpun yang melambai-lambai dari bawah seperti yang aku lakukan saat aku kecil dulu. Jadi berbeda lagi sudut pandang yang aku alami disini.

Banyak orang yang melihat suatu masalah dari sudut pandang yang salah, sehingga untuk menyelesaikannya terasa sangat sulit. Bak membelah lautan merah seperti yang dilakukan nabi musa. Namun jika ia mampu berpikir bahwa segalanya mungkin jika sang pencipta sudah mulai turun tangan. Jangankan lautan bumipun mampu dibelahNya.

Kitapun harus menyadari dimana kita memandang. Sudah benarkah sudut pandang kita. Hanya kita yang mampu mengambil hikmahnya. Sudut pandang akan mempengaruhi pikiran, dan pikiran yang akan menghasilkan tindakan. jika sampai saat ini tindakanmu salah. mungkin kamu perlu memandang dari sudut yang berbeda.


Baca juga nih artikel tentang tekanan untuk datang ke jogja

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Seobloggertemplates

Hello We are SeoBloggerTemplates, Our name came from the fact that we are best. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates.

0 comments:

Post a Comment